Kamis, 01 November 2012

The clasic piano (chapter 2)

_____-:: The clasic piano ::-_____

chapter 2: "living-dead-zombie"


Tori menelan ludahnya saat mendengar cerita itu. dia tidak mengira SMU swasta yang jauh dari perkotaan mempunya cerita yang menarik seperti ini. Akira matikan rokoknya. sebenarnya ada peraturan yang melarang para murid untuk merokok. tapi sepertinya Akira tidak takut untuk di hukum.
Tori: "jadi bagaimana cerita tentang mayat hidup itu?"
Akira: "lain kali saja. aku pulang dulu. see ya." Akira mengambil tasnya lalu pergi.

Tori: "Kaori-senpai. kenapa Akira merokok di sekolah? bukankah itu jelas di larang?"
Kaori: "dia tahu peraturan tersebut. karena itulah dia masuk club ini." Kaori menutup bukunya dan memasukkan ke dalam tas.
Tori: "jadi itu alasannya?"
Kaori: "ya. dan apa alasanmu ikut club ini?" mata Kaori terlihat serius.
Tori: "ng... aku suka music dan ku pikir aku bisa mengasah bermain musikku di club ini."
Kaori menatap ke arah piano tua di pojok sebentar.
Kaori: "kalo kau mau, kau boleh bermain piano di sana."
Tori: "benarkah?" wajah Tori ceria.
Kaori: "ya. kapan pun kau mau. dia pasti senang bila ada yang memainkannya."
Tori: "dia?"
Kaori: "Yuki. cuma saran, sebaiknya kau pulang sebelum matahari tenggelam."
Tori: "eh?"
Kaori: "kau tak mau Yuki datang menghantuimu kan? ahahahahahaha"
Tori: ".............."

kaori mengambil tasnya dan pamit pulang. meninggalkan Tori sendirian di ruang music. Tori berjalan mendekati piano tua tersebut. kedua penutup piano masih rapat. Tori membuka penutup tuts piano. barisan batang tuts hitam dan putih berjejer rapi. Tori tidak menyadari ada bekas darah terselip di antara dua tuts tersebut. Tori menekan tuts tersebut satu persatu. suara merdu keluar dari badan piano. piano tersebut tidak menggunakan listrik. semua tuts bekerja sempurna seperti piano baru hingga ada tuts yang tidak mengeluarkan suara yg benar.
Tori membuka penutup badan piano. dia menemukan lirik lagu yang lengkap dengan tangga lagunya terselip di bawah salah senar. Tori mengambilnya dan membuka lipatannya. setengah lirik ke bawah tidak jelas terbaca oleh tumpahan tinta. Tori memasukkan lirik itu kembali kedalam piano kemudian pulang. angin berhembus menerbangkan debu di jalanan.

matahari telah tenggelam. jam di dinding menunjukkan pukul 11.07pm.
suara lantunan piano terdengar dari ruang music. senar piano bergerak sendiri membuat bunyi-bunyian sedang tutsnya tidak bergerak sama sekali.

kesokan harinya...
pelajaran masih berjalan seperti biasa. seusai jam pelajaran. Akira duduk di jendela ruang musik seperti biasa. kali ini dia tidak merokok. entah karena dia kehabisan rokok atau mungkin guru olahraga, pak Daisuke memergokinya dan mengambil rokoknya. Tori datang. dia tidak melihat Kaori.
Tori: "Kaori-senpai tidak datang?"
Akira: "sepertinya." Akira masih melihat ke luar jendela.
setelah meletakkan tas, Tori berjalan menuju piano dan mengambil lirik yg di temukan kemarin. Akira melirik tingkah laku Tori.
Tori: "Akira-senpai. kakak tau lagu ini?"
Akira turun dari jendela. Tori meletakkan lirik itu dimeja.
Akira: "aku tidak yakin. mungkin peninggalan member club yg dulu."

pintu terbuka. Kaori datang bersama 2 anak dari kelas 1a. Kaori memperkenalkan kedua adik kelasnya.
Kaori: "mereka adalah Mizu-chan dan Fuuka-chan. mereka member baru club ini."
Mizu & Fuuka: "senang berkenalan. mohon kerja samanya."
Tori: "aku Tori, welcome to the club."
Akira: "Kaori. kau yakin?"
Kaori: "jangan khawatir. aku sendiri yang memilih mereka."
mata Kaori sangat yakin. sebenarnya apa yang di benak Kaori. dan hal buruk apa yg pernah di bicarakan oleh akira?.

#(Author notes: Mizu berarti air. sedang Fuuka dari kata Fuu yang juga berarti angin selain kaze.)

Kaori melihat lirik yg ada di meja.
Kaori: "apa ini? lirik music?"
Tori: "aku menemukannya terselip di dalam piano."
mendengar jawaban itu, mimic wajah Kaori berubah.
Kaori: "Mizu, Fuuka. kalian bisa periksa ini?"
Kaori menyerahkan lirik tersebut pada mereka berdua.
Mizu: "bagian bawah tertutup tumpahan tinta. tunggu ini..."
Fuuka: "kemungkinan darah."
Fuuka menunjuk bagian yg warnanya berbeda.
Mizu: "lirik musik ini sudah jelas di lipat setelah darah mengering melihat bagian atas tidak ada bekas noda."
Fuuka: "atau bisa jadi ini sengaja di celupkan."
Kaori: "mengesankan. tapi kalian tau lirik apa itu?"
Mizu: "entahlah. akan kami cari tau di internet."
Fuuka: "tapi sekolah ini tidak ada fasilitas internet. wifi juga tidak ada. sinyal telepon buruk dan tidak bisa mengakses internet."
Mizu: "kalo ghitu kita cari tau di perpustaan"
kini Tori mengerti kenapa jarang sekali murid disini membawa handphone karena memang sulit mencari sinyal. beda dengan sekolahnya di kota yg dulu yang dimana anak SD aja sudah bawa handphone. hal yang baik menurut Tori, sebab dengan begitu anak-anak akan lebih fokus belajar.
Mizu dan Fuuka pamit ke perpustakaan sambil membawa lirik sheet tersebut. Kaori kembali membaca bukunya seperti biasa.

Tori: "Akira-senpai"
Akira: "hmm?"
Tori: "kemarin katanya mau cerita tentang mayat hidup itu."
Akira: "owh itu. sebelas tahun lalu..."

sebelas tahun lalu ada 2 satpam yang menjaga sekolah ini siang dan malam. siang hari sekolah ini hanya sekolah SMU biasa. tapi pada malam hari sering terdengar suara aneh. suara barang-barang berjatuhan di ruang memasak. setelah di cek ternyata tak ada satu barang pun yang jatuh. juga katanya ada cermin yang tidak memantulkan bayangan manusia. pada suatu malam satu satpam di temukan tewas di bunuh di ruangan ini. dia ditemukan dengan pisau dapur menancap di punggungnya dan mengenai jantung. dan paling aneh, ruang music dalam keadaan terkunci dari dalam. jendala juga terkunci dari dalam. polisi menduga teman satpam itu yg membunuh tapi tak ada bukti jadi dia dibebaskan.
beberapa minggu kemudian, satpam yang satunya mengundurkan diri. dia mengaku dia tidak tahan dengan sekolah itu. dia berkata bahwa, mayat satpam yang tewas menghantuinya siang dan malam. dia melihat tubuh satpam yg tewas masih bertugas ronda lengkap dengan pisau yg masih menancap di punggungnya. tapi setelah kepergian satpam yg terakhir. seseorang yg lewat sekolah ini melihat gerakan nyala senter seperti masih ada penjaganya. itu hanya terjadi beberapa bulan. setelah itu kejadian mayat hidup tak terdengar lagi.

Akira: "begitulah yang kudengar."
Tori: "menarik. bila cerita mayat hidup itu benar. apa mereka sudah membuktikan sendiri seperti mengecheck ulang kuburan si satpam."
Akira: "ya. sudah. dah kuburan si satpam hilang seperti tidak pernah di gali."
Tori merinding ketakutan walaupun dia tau ini cerita belaka yang kebenarannya masih di pertanyakan.
Akira: "oh ya. kuburan si Yuki yg kemarin kuceritakan juga menghilang. sama persis seperti tidak pernah di gali. menurut kabar burung. Yuki masih hidup sampai sekarang tapi hidup di alam lain."
Tori: "benarkah?"
Akira: "ahahahahahaha. tentu saja itu bohong. aku sendiri belum pernah melihat wajah Yuki seperti apa."
Tori: "sebenarnya aku juga penasaran. Yuki kan juga murid sekolah ini. pasti ada foto dirinya kan?"
Kaori: "tidak ada. foto Yuki hangus semua seperti ada orang yang sengaja membakarnya."
Tori: "klo ghitu bagaimana kalo kita kerumah orang tuanya. mereka pasti punya foto keluarga kan?"
Kaori: "itu juga tidak bisa karena keluarga Yuki pindah ke kota lain beberapa tahun yang lalu."
Akira: "hmmm..."
Kaori: "kenapa?"
Akira: "kalo tidak salah. rumah kediaman keluarga Yuki masih kosong sampai sekarang. barangkali saja ada foto keluarga yang tertinggal."
Kaori: "Lusa."
Tori: "eh?"
Kaori: "hari minggu. kita kesana."
nada Kaori sangat serius. entah apa yg dia sembunyikan.
Akira: "baiklah. mumpung aku tidak ada acara. kita berkumpul di halaman sekolah."
Akira memungut tasnya dan berjalan pulang. tiba-tiba muncul pertanyaan di hati Tori melihat expresi Kaori.

Tori: "Kaori-senpai. boleh aku tanya?"
Kaori: "apa?"
Tori: "apa alasanmu ikut club ini?"
Kaori: "karena..."
Kaori ragu-ragu untuk menjawab.
Tori: "kalo ga mau jawab ga apa-apa kok?"
Kaori: "karena aku ingin menyelidiki kematian ibuku."
Tori: "hah? ja-jadi?"
Kaori: "bu guru Saori adalah ibuku. orang-orang berkata dia bunuh diri tapi aku tak percaya. ibuku orangnya selalu berpikir positif, selalu tersenyum saat melihatku. dia pasti dibunuh. aku yakin itu."
Tori: "kau punya perkiraan siapa pelakunya?"
Kaori: "ya. semua guru yg mengajar di sekolah ini 13 belas tahun yang lalu. termasuk kepala sekolah. tapi sayang tidak ada bukti sama sekali."
Tori: "hmm... semakin menarik. pertama kematian murid berbakat. kemudian satpam."

matahari sudah condong ke barat. Kaori dan Tori pulang.
Kaori berpapasan dengan Mizu dan Fuuka. jalan ke rumah mereka sama.
Kaori: "kalian sudah mengetahui lirik lagu apa itu?"
Mizu: "tidak. sepertinya ini lagu original."
Fuuka: "iya. tapi sepertinya si pengarang lupa untuk memberi judul."
Kaori: "untitle song. huh?"
Mizu: "sepertinya begitu. dan kalo boleh lirik ini ku simpan. moga aja ayahku menginjinkan untuk meneliti noda ini di forensik."
Kaori: "tentu."
Mizu: "tapi ayah suka dinas keluar kota. jadi mungkin agak lama."
Kaori: "santai saja. bantuan dari kalian saja lebih dari cukup."
Kaori tersenyum pada adik kelasnya. Mizu dan Fuuka membalas senyum.
Mizu adalah anak dari kepala polisi. sedang Fuuka cucu dari seorang detektif. karena itulah Kaori mengajak mereka bergabung di club music untuk membantunya memecahkan misteri. Mizu mampir ke toko untuk memfotocopy lirik itu.

keesokan harinya...

murid baru dari Yokohama masuk ke kelas 2a (kelasnya Kaori).
mrs.Matsunaga: "dia pindahan dari SMU yokohama. Miyamoto-kun, silahkan memperkenalkan diri."
Rein: "perkenalkan nama saya Rein Miyamoto. mohon kerjasamanya."
Rein menatap tajam ke arah Kaori. Kaori menyadarinya.
mrs.Matsunaga: "Miyamoto. silahkan kau duduk disana."
bu guru Matsunaga menunjuk bangku kosong di pojok dekat jendela. Rein berjalan ke tempat yang sudah di tunjuk kemudian duduk dan meletakkan tasnya.
mrs.Matsunaga: "baiklah. kita lanjutkan pelajarannya. buku halaman 12."








to be continue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar