Kamis, 01 November 2012

The clasic piano (chapter 4)

_____-:: The clasic piano ::-_____

chapter 4 : "a girl with eyepatch."

Hari kamis...
lirik set yang asli di terima Mizu kembali. ayahnya hanya mengatakan itu tumpahan tinta kuno dan bekas darah kucing. walaupun begitu, Mizu masih penasaran siapa yang melipat lirik set itu dan pesan apa yang tersembunyi di balik nada-nada tersebut.
Mizu berangkat ke seolah.
seperti biasa di jalan Fuuka sudah menunggu. mereka berjalan ke sekolah bersama.
Mizu: "ayah sudah mengembalikan lirik set aslinya."
Fuuka: "oh ya? lalu apa katanya?"

Mizu: "itu tumpahan tinta kuno dan bekas darah kucing."
Fuuka: "hmm... apa pikiran kita sama?"
Mizu: "kurasa yang menulis lirik tersebut sengaja mencelupkan sebagian untuk menyembunyikan sesuatu. dan ada orang lain yang beberapa hari kemudian melipatnya dan menyembunyikan di dalam piano."
Fuuka: "tepat. aku juga pikir begitu. tapi noda darah itu terlewat."
Mizu & Fuuka : ".................."

mereka berdua kehabisan ide. di gerbang sekolah mereka melihat siswi yang berdiri di samping gerbang seperti ragu untuk masuk. Mizu dan Fuuka membiarkan saja takut malah salah. tak lama kemudian seorang guru menyapa siswi baru itu dan mengajaknya masuk. seperti dugaan Fuuka, siswi itu juga pindahan sekolah lain.

di pelajaran pertama. pak guru Ueno  sedikit telat datangnya. suara yang ramai di kelas 1e.
Tori melamun di dekat jendela )entah kenapa bangku belakang dekat jendela selalu jadi bangku favorite di beberapa anime). suara ribut mereda dengan kedatangan pak Ueno. para murid duduk rapi dan menyambutnya.
mr.Ueno: "baiklah semua. kalian hari ini mendapat teman kelas baru. kemarilah Mayano-chan."

siswi baru yang tadi pagi berdiri di samping gerbang ternyata murid baru kelas 1e. dia memakai penutup di mata kanannya. poninya yang panjang sebagian menutupinya.
Hana: "nama saya Hana Mayano. mohon kerjasamanya."
me.Ueno: "okay. Mayano kau boleh duduk disana."

ada bangku kosong di barisan belakang. Hana berjalan kesana kemudian duduk seperti murid lainnya. kelas itu memang di bagi menjadi 4 kolom. 2 kolom sebelah kiri dengan jendela untuk murid laki-laki. 2 kolom sebelah kanan dekat pintu masuk untuk murid perempuan.
pelajaran pun dimulai seperti biasa.

Hana terpaksa pindah sekolah karena bapaknya yang pegawai negeri mendapat tugas di wilayah itu. karena ibu dan nenek Hana juga dari desa itu jadi sekalian saja pindah kesitu. Hana hampir selalu memakai penutup di mata kanan. waktu kecil dia pernah mendapat kecelakaan yang mencederai mata kanan. akibatnya, mata kananya tidak berfungsi dengan normal. sebagaian besar murid mengangapnya aneh tapi sebagian kecil justru menganggapnya keren termasuk Tori sendiri.

bel istirahat berdentang. tidak seperti murid baru, Hana langsung keluar. Tori membuka jendela di sampingnya. udara segar masuk bersama angin yang sempoi-sempoi.
Hana duduk sendirian di teras. Rein yang kebetulan lewat. tanpa ragu-ragu Rein langsung mendekati Hana.
Rein: "hey. namaku Rein dari kelas 2a. salam kenal."
Rein mengulurkan tangan kanannya untuk salaman.
Hana: "Hana. 1e."
Hana membalas salamannya.
Rein: "wooo jadi kamu satu sama Tori ya?"

tiba-tiba kepala Hana mendadak pusing. dengan cepat dia menarik kembali tangannya. Rein terkejut sesuatu terjadi pada Hana.
Rein: "kau kenapa? mau ku antar ke klinik?"
Hana: "tidak. tidak apa-apa."
Rein: "kau yakin?"
Hana: "apa kau percaya hantu itu ada?"
Rein: "heh? emang ada apa?"
Hana: "aku melihat..."
Rein: "melihat apa?"
Hana: "satu hantu yang sangat kuat ada di sekolah ini. dan kau pernah ke sana."
Rein: "sugoi... jadi kau seorang paranormal juga?"
Hana: "paranormal? apa itu?"
Rein: "ya orang yang bisa mengusir hantu."
Hana: "aku... tidak bisa mengusir hantu."

bel masuk berdentang. Rein dan Hana kembali ke kelasnya masing-masing. seusai pelajaran Rein pergi ke club seperti biasa.
kali ini Akira tidak lupa membawa korek api. Akira sudah ada di posisinya menikmati rokoknya. tak lama kemudian anggota lain muncul kecuali Kaori.
Tori: "lho? Kaori-senpai tidak datang?"
Akira: "katanya ada urusan dirumah. jadi dia tidak bisa datang."
Tori: "owh begitu..."

Mizu dan Fuuka sedang asik memecahkan pesan tersembunyi di lirk set. hanya Rein dan Tori yang tidak ada kerjaan.
Rein: "hey Tori-kun."
Tori: "ya?"
Rein: "kau tahu anak baru bernama Hana di kelasmu?"
Tori: "ya. kenapa?"
Rein: "aku rasa dia bisa melihat hantu."
Tori: "eh? sumpeh lu?"
semua orang yang ada disana kaget termasuk Akira.
Rein: "iya. tadi aku bicara dengannya."
Tori: "hmm... aku juga merasa ada sesuatu yang lain darinya."
Rein: "kau juga? kalo ghitu mungkin ada bagusnya kalo dia kita ajak ke club ini. aku yakin dia bisa membantu tentang misteri sekolah ini."
Tori: "mis-misteri?"
Rein: "bagaimana ketua Akira? senpai tidak keberatan kan?"
Akira: "terserah tapi ingat, bila kau yang mengajaknya kemari maka keselamatannya adalah tanggungjawabmu."
Rein: "baiklah kalau begitu. Tori, kupercayakan padamu untuk mengajaknya."
Tori: "lho kok? kenapa harus gue???"
Rein: "Hana-chan sekelas denganmu jadi lebih mudah."
Tori menyerah. Rein lebih mirip orang yang suka melempar tanggungjawab. Mizu dan Fuuka juga tidak keberatan.

dirumah Kaori datang petugas jara pengiriman barang. setelah mendatangani kiriman. Kaori membawa kotak yang biasa untuk mengirim hewan hidup ke dalam rumah. kemudian membukanya dan mengeluarkan seekor anak kucing berwarna putih mulus.
Kaori: "neko neko neko neko-chan"
Kaori dengan riangnya menggendong anak kucing tersebut ke dapur untuk di beri makan. neko-chan makan dengan lahap. Kaori sibuk mencari susu. setelah ketemu, Kaori enuangkan susu di tempat minum kucing. yup, inilah urusan yang tadi dikatakan Akira. urusan kucing baru. miauw~~~


keesokan harinya...
bel istirahat berdentang. Tori ingin mengajak Hana jadi anggota club tapi Hana sudah keburu keluar. dengan tergesa-gesa Tori mengikuti Hana di lobby.
Tori: "Hana-chan. tunggu sebentar."
Hana menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. terlihat Tori yang tadi memanggilnya.
Hana: "ada apa?"
Tori: "begini. namaku Tori. kau belum ikut club kan?"
Hana: "aku tak suka club."
Tori: "eh? kenapa begitu?"
Hana: "tubuhku lemah. aku juga tidak pandai mengerjakan sesuatu. tak ada club yang cocok dengan keadaanku."
Hana bermurung durja. sejak smp dia memang tidak suka club. bahkan saat pelajaran olahraga dia di khususkan untuk tidak ikut.
Tori: "owh begitu. tapi ini lain. club ini tidak membutuhkan fisik maupun intelektual. kami membutuhkan kemampuanmu yang bisa melihat hantu."
Hana: "darimana kamu tahu?"
Rein: "aku yang beritahu."
tiba-tiba Rein muncul.
Hana: "jadi kau?"
Rein: "begitulah. lagipula kau tidak bisa masuk club lain kan?"
Hana berpikir sejenak.
Rein: "bila kau setuju. silahkan isi dan serahkan ke kepala sekolah."
Tori: "what the... jadi kau persiapkan dari kemarin?"
Tori sedikit terkejut melihat formulir yang diserahkan Rein ke Hana. Rein hanya membalanya dengan tertawa. Hana mengambil formulir itu dan kemudian mereka berpencar.

Hana duduk diteras sambil membaca formulir. ada nilai tambahan bagi setiap siswa yang masuk club, karena itu hampir semua murid mengikuti kegiatan club yang ada di sekolah itu. di satu sisi Hana tidak ingin nilainya jauh tertinggal dengan murid lain. di sisi lainnya dia merasa sekolah itu bermasalah di bidang spiritual.

pelajaran usai. Tori melihat Hana yang merapikan buku-bukunya. dalam hati Tori juga ingin Hana ikut menjadi anggota karena dia berpikir semakin banyak orang semakin baik. Hana keluar bersama murid lain. Tori pergi ke club.
di club sudah menunggu Akira dan lainnya kecuali Rein.
Tori: "eh? sekarang Rein-kun yang ga ada."
Tori -mengabsen- satu persatu. Akira diam tidak peduli. asap tebal dari mulut Akira-kun. Kaori membaca buku yang lain dari biasanya. dari sampulnya ada sudah ketahuan itu buku tentang memelihara kucing.
Fuuka: "Mizu-chan. apa menurutmu ini artinya GATE (gerbang) ?"
Mizu: "kunci tangga nada G. mungkin saja?"
Kaori tertarik dengan yang dilakukan Mizu dan Fuuka.
Fuuka: "kunci G di baris ke tiga. sedang lainnya kunci nada F."
Kaori: "bagaimana kalau setiap not balok di ganti dengan huruf. kalian sudah mencobanya?"
Mizu: "sudah. tapi hasinya seperti ini."
Mizu membuka buku catatan. deretan huruf yang berantakan dan tidak mungkin dibaca.
Fuuka: "aku rasa tidak semudah itu. mungkin dengan huruf kanji atau arab atau mungkin susunan huruf lainnya."
Mizu: "itupun sudah. dan hasilnya tetap tidak terbaca."

tak lama kemudian Rein muncul bersama Hana.
Rein: "hey semua. perkenalkan dia Hana-chan. anggota baru kita."
Hana: "salam kenal."
Akira: "owh dia yang katanya bisa melihat roh?"
setelah memperkenalkan diri semuanya. Hana duduk di bangku yang telah disediakan Rein. Hana terdiam melihat piano hitam. Tori menyadari apa yang di lihat Hana. Mizu, Fuuka dan Kaori melanjutkan diskusi mereka.
Kaori: "aku masih penasarn bagian yang tertutup ini. mungkin kunci membacanya ada di sini."
Hana: "boleh aku melihatnya?"
Rein: "???"
Hana: "kertas itu."
Hana menunjuk kertas yang jadi bahan diskusi mereka bertiga. Kaori mengulurkan lirik set tersebut.
Tori: "itu lirik set yang aku temukan seminggu yang lalu di dalam piano. nadanya berantakan dengan irama yang tidak jelas."
Hana: ".........."
Fuuka: "Hana-chan bisa membacanya?"
Hana: "ini adalah...."
semua orang pandangannya tertuju pada Hana, bahkan Akira yang sok cuek.
Hana: "ini adalah mantra sihir untuk membuka gerbang alam lain."
Kaori: "alam lain? yang benar saja."
Hana: "tapi ini sudah pernah digunakan."
Hana menunjuk noda darah yang menempel. angin tiba-tiba  bertiup kencang menggerakkan peohonan di sana.
Mizu: "terus? apa kata-katanya?"
Hana: "aku tidak tahu."
Hana meletakkan kembali lirik set tersebut di tengah meja.
Kaori: "baiklah. sepertinya misteri ini takkan terpecahkan hari ini."
Kaori tidak menunjukkan sikap tak tercayanya terhadap kata-kata Hana supaya tidak menjadi masalah besar. Kaori yang berpikir logis dan Hana memang bertolak belakang. Kaori mengambil tasnya dan pamit pulang.
Kaori: "aku pulang dulu. mau beri makan kucing ku. tha tha~"
Akira: "hah? seja kapan kau punya kucing?"
Kaori: "sejak kemarin. haha"
Kaori pun menghilang di balik pintu. Rein semakin tertarik dengan lirik set tersebut. bila yang di katakan Hana benar. maka gerbang yang di maksud pasti ada di suatu tempat di wilayah itu. walau mungkin saja tinggal jejaknya. sebenarnya, apa tujuan sebenarnya Rein?









to be continue..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar